Sabtu, 06 Agustus 2011

Tiga Mitos Tentang Timbulnya Jerawat dan Kebenarannya

Mitos-mitos di dunia kecantikan banyak berkembang di masyarakat. Namun tak sedikit pula mitos yang tidak terbukti kebenarannya. Berikut tiga mitos mengenai timbulnya jerawat serta kebenarannya.

Dikutip dari Genius Beauty, kebenaran ketiga mitos diungkap. Berikut penjelasannya.

"Jerawat timbul karena kulit kotor" -> Fakta.
Kotoran yang dibiarkan menempel di pori-pori kulit memang terbukti dapat menimbulkan masalah kulit termasuk jerawat. Oleh karena itu, biasakanlah mencuci muka dengan sabun yang sesuai jenis kulit dua kali sehari.

"Makanan berlemak timbulkan jerawat" -> Mitos.
Seringkali kita menghindari makanan berlemak dengan alasan takut berjerawat. Padahal belum ada penelitian yang membuktikan hal itu. Jika dilihat secara kasat mata, orang yang mengalami obesitas (memiliki massa lemak yang banyak di tubuhnya) tak kemudian memiliki jerawat lebih banyak daripada mereka yang memiliki berat badan normal. Oleh karena itu dapat disimpulkan, makanan berlemak tak secara langsung memengaruhi timbulnya jerawat di tubuh.

"Sinar Ultraviolet (UV) dapat menghilangkan jerawat" -> Mitos.
Sinar UV dapat membuat jerawat di kulit mengering dengan cepat, namun tak menghilangkannya. Saat kelembapan alami kulit kembali, maka jerawat itu akan kembali terlihat dan meradang. Selain itu, jika kulit terkena sinar UV berlebihan, justru masalah lain akan timbul, misalnya flek hitam dan penuaan dini pada kulit.

Langkah-langkah Singkat untuk Tampil Cantik Setiap Hari

Hanya karena tidak setiap hari Anda punya waktu cukup untuk berdandan, bukan berarti penampilan tidak dipedulikan, bukan? Ada kok cara cepat berdandan, supaya penampilan selalu menarik dan bergaya.



Simak cara cepat berdandan di bawah ini:

1. Keramas di malam hari
Keramas tak perlu dilakukan setiap hari. Satu hingga dua hari sekali sudah cukup. Jika merasa rambut Anda sangat kotor dan berminyak, keramaslah sebelum tidur lalu keringkan dengan pengering rambut. Dengan begini, Anda telah mendapatkan rambut yang indah dan mengembang di keesokan harinya.

2. Gunakan toner
Sebelum memoles make-up, oleskan toner wajah terlebih dahulu sehingga kulit bersih dan terlihat lebih segar. Cara ini juga bisa menghemat waktu ketimbang Anda harus mencuci muka dengan sabun khusus.

3. Menata rambut secara sederhana
Tak perlu memilih tatanan rambut yang sulit dan ribet. Untuk penampilan profesional, ikat rambut Anda dengan model ponytail sehingga terlihat rapi. Menggelung rambut dengan menggunakan aksesori juga cukup mudah dan menghemat waktu — serta tetap cantik dan menarik.

Anda juga bisa menata rambut di salon dengan potongan yang mudah ditata. Misalnya bob modern. Jika ingin rambut panjang Anda terlihat rapi, pilihlah model layer yang sederhana sehingga tidak sulit ditata.

4. Meminimalkan make-up
Tak perlu memakai make-up lengkap sehari-hari. Usahakan make-up yang Anda pilih memiliki fungsi ganda. Misalnya alas bedak yang sudah memiliki tabir surya. Bedak yang sudah termasuk alas bedak. Lipstik dengan pelembap, dan sebagainya.

Tak perlu mencampur banyak warna pada eye shadow. Untuk sehari-hari, gunakanlah warna-warna yang lembut dan natural sehingga bisa dipadukan dengan busana bermodel apapun. Make-up minimal akan sangat menghemat waktu Anda.

Minggu, 26 Juni 2011

Benarkah Berbelanja Membuat Wanita Lebih Bahagia?

Banyak yang berkata bahwa belanja pakaian memang menyenangkan, tapi kesenangannya hanya bersifat sementara. Namun sebuah penelitian baru saja menunjukkan bahwa bagi wanita, berbelanja ternyata benar-benar bisa mendatangkan kebahagiaan. Kok bisa?



Ini adalah berita baik untuk para penggila belanja, namun berita buruk bagi kondisi kantung kita. Menurut Daily Mail, beberapa peneliti mewawancarai ratusan orang yang sedang berbelanja di mall. Para pembelanja ini diminta menyiapkan satu diari, berisi catatan kapan saja mereka berbelanja dan seperti apa kondisi mood mereka saat itu. Mereka juga diminta mencatat apakah barang yang mereka beli itu memang akhirnya dipakai, atau apakah mereka akhirnya menyesal telah membeli barang tersebut.

Hasil penelitian ini diterbitkan di Journal of Psychology and Marketing di Amerika Serikat, dan ternyata orang yang berbelanja saat kondisi mood sedang buruk (marah, sedih, kesal, dll), biasanya berbelanja lebih banyak. 62% mengaku membeli banyak barang untuk menghibur diri, 28% berbelanja untuk merayakan suatu kesuksesan.

Yang mengejutkan adalah, menurut penelitian ini, "Terapi retail sangat besar manfaatnya dalam memperbaiki suasana hati, dan tidak menimbulkan penyesalan maupun rasa bersalah." Dari ratusan responden yang mengaku sengaja berbelanja banyak barang hanya untuk menghibur diri, hanya satu yang merasa menyesal telah mengeluarkan banyak uang.

Peneliti Selin Atalay and Margaret Meloy menyebutkan, "Membeli barang untuk menghibur diri sendiri ternyata memiliki konsekuensi positif, yaitu membuat orang tersebut merasa lebih baik."

Kita semua pasti pernah mengalaminya sendiri. Membeli barang yang sebenarnya tak diperlukan, hanya untuk membuat mood jadi lebih baik. Terkadang rasanya menyenangkan bisa menghadiahi diri sendiri, dan memang suasana hati bisa berubah dari kelam menjadi ceria. Namun ada kalanya berbelanja saat pikiran sedang kusut justru membuat kita tak berpikir panjang dalam menghabiskan uang untuk membeli barang yang sesungguhnya tak kita butuhkan.

Agar isi dompet selamat, ada baiknya hindari jauh-jauh pusat perbelanjaan saat suasana hati Anda sedang buruk. Habiskanlah waktu bersama keluarga, teman-teman, dan orang-orang terdekat, atau lakukan aktivitas favorit Anda agar mood kembali baik tanpa harus menggesek kartu kredit.

Mencegah dan Mengatasi Lingkaran Hitam di Bawah Mata

Mencegah dan Mengatasi Lingkaran Hitam di Bawah Mata


Lingkaran hitam di bawah mata, selain bisa membuat Anda dijuluki "Si Mata Panda", juga bisa membuat wajah terlihat tua, lelah, dan tak segar. Bagaimana cara mencegah dan mengatasinya?

Munculnya lingkaran hitam di bagian bawah mata bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya hidung tersumbat, kurang tidur, alergi, proses penuaan, perubahan hormon yang berhubungan dengan kehamilan atau menstruasi, kekurangan vitamin, dehidrasi, terlalu banyak merokok, disfungsi hati, efek samping obat, terlalu banyak terpapar sinar ultraviolet, atau faktor keturunan.

Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mencegah munculnya lingkaran hitam?

1. Kurangi konsumsi kopi, soda, dan minuman yang mengandung kafein. Perbanyak air putih.
Minuman bersoda mengandung pemanis sintetis yang membuat bagian sekitar mata terlihat membengkak dan warnanya lebih gelap. Kafein membuat tubuh tak menyerap air dengan baik dan menyebabkan dehidrasi. Akibat dehidrasi, racun tak terbuang dengan sempurna dari tubuh dan menyebabkan warna kulit, termasuk di sekitar mata, menggelap.

2. Kurangi makanan siap saji.
Makanan kalengan dan yang mengandung bahan pengawet memperbanyak jumlah racun yang masuk ke dalam tubuh. Racun inilah yang jika tak terbuang ke luar akan menumpuk dan menggelapkan kulit.

3. Perbanyak makan sayur dan buah.
Nutrisi yang terkandung dalam sayur dan buah bisa membantu mengusir racun dan mengurangi lingkaran hitam.

4. Tidur cukup.
Pastikan Anda tidur tak terlalu larut, minimal enam jam sehari. Jika lingkaran hitam sering sekali muncul di wajah Anda, cobalah tidur dengan dua bantal untuk membuat posisi kepala agak lebih tinggi saat tidur.

Bila lingkaran hitam sudah terlanjur muncul, jangan khawatir. Ada beberapa cara mengatasinya, seperti:

1. Kompres dengan teh celup yang sudah disimpan di dalam kulkas
2. Kompres dengan irisan mentimun
3. Gunakan produk kecantikan yang berfungsi menghilangkan lingkaran hitam di sekitar mata.

7 Langkah Mudah Agar Riasan Wajah Lebih Tahan Lama

Secantik apa pun Anda berdandan di pagi hari, rasanya menyebalkan jika di siang hari riasan Anda sudah luntur terhapus minyak dan keringat. Daripada repot berdandan ulang, lebih baik ikuti trik berikut ini agar kosmetik Anda bisa melekat lebih lama di wajah.


1. Agar bulu mata tetap lentik seharian, panaskan penjepit bulu mata menggunakan pengering rambut. Lalu (dengan hati-hati tentunya) jepit bulu mata dua kali. Satu kali di tengah, satu di bagian hampir ujung.
2. Membuat lapisan dari foundation sampai perona pipi adalah kunci agar riasan wajah bertahan. Yang terpenting adalah, pastikan semuanya diaplikasikan tipis-tipis agar wajah tetap terlihat segar dan alami.
3. Agar foundation riasan tidak luntur, aplikasikan krim atau formula cair menggunakan spons hanya pada area-area wajah yang membutuhkannya. Hindari riasan wajah yang seperti topeng! Lanjutkan dengan bedak tabur yang ditepukkan ke wajah menggunakan puff.
4. Tambahkan volume pada bulu mata. Caranya, celupkan sikat bulu mata ke bedak bubuk, pakaikan pada bulu mata, baru lapisi dengan maskara. Trik ini bisa membuat maskara awet.
5. Agar lipstik tak cepat hilang, gunakan foundation tipis-tipis di atas bibir. Bentuk dan isi bibir dengan pensil bibir warna netral. Olesi lipstik, tempelkan bibir ke tisu, lalu tambahkan satu lapis gloss.
6. Untuk riasan mata, pertama gunakan bubuk perona mata warna netral sebagai dasar. Lanjutkan dengan eyeliner, lalu tambahkan selapis lagi perona mata bubuk. Tambahkan satu lapis maskara, tunggu sampai kering, lalu ulangi pemakaian maskara.
7. Jika bulu mata Anda jarang-jarang, pakailah selapis primer bulu mata sebelum menggunakan maskara.

Sabtu, 30 April 2011

5 Kesalahan dalam Memilih Produk Perawatan Kulit

Kesalahan pertama: mudah percaya iklan.
"Produk ini terbukti bisa memutihkan kulit hanya dalam waktu 21 hari," begitu bunyi iklan di majalah dan televisi. Anda pun percaya dan langsung membeli satu botol yang berukuran besar. Yang lupa Anda lakukan adalah membaca kemasannya dan melihat bahan-bahan apa saja yang terkandung di dalamnya. Apakah benar bahan tersebut terbukti bisa memutihkan kulit? Dan jika produk itu mengklaim hasil yang fantastis, pastikan ada hasil penelitian dan riset yang sahih.

Kesalahan kedua: belanja produk diskon.
Tak ada salahnya memborong baju atau sepatu saat musim diskon tiba. Tapi untuk produk perawatan kulit, tunggu dulu. Pelembab merk ternama dijual hanya setengah harga? Hati-hati, bisa jadi barangnya palsu, atau malah stok lama dari tiga tahun lalu. Jika barangnya asli pun jangan langsung terburu-buru kalap memborong. Pastikan produk tersebut mengandung cocok untuk kondisi kulit Anda.

Kesalahan ketiga: mengambil resiko.
Sama seperti slogan iklan, "Buat anak kok coba-coba," untuk kulit pun Anda sebaiknya tak dijadikan ajang coba-coba. Jangan asal mencoba produk baru untuk kulit wajah jika Anda tak tahu apa saja yang terkandung di dalamnya. Bisa-bisa bukan cantik yang didapat, tapi jerawat, alergi, dan iritasi.

Kesalahan keempat: membeli produk yang tak sesuai dengan jenis kulit.
Ada alasannya kenapa Anda harus mengetahui apa jenis kulit Anda. Berminyak, kering, kombinasi, atau sensitif? Saat membeli produk perawatan wajah, belilah yang diperuntukkan bagi jenis kulit Anda. Jika kulit Anda berminyak, jangan memaksakan membeli produk berbentuk krim hanya karena harganya lebih murah.

Kesalahan kelima: menganggap produk mahal = bagus.
Tak banyak yang tahu, bahwa harga sebuah merek produk kecantikan bisa sangat mahal karena biaya promosi yang mereka keluarkan sangat besar. Sebagian besar dana perusahaan itu adalah untuk membayar selebritas yang jadi model iklan, membiayai iklan di berbagai media massa, hingga mengongkosi promosi road show keliling kota. Tak sebanyak itu dana yang mereka keluarkan untuk riset dan uji coba klinis. Sekali lagi, yang terpenting bukan label harganya, tapi label kemasannya yang mencantumkan bahan-bahan apa saja yang terkandung di dalamnya.

6 Makanan Penting untuk Warna Kulit Lebih Cerah

Percuma saja menghabiskan ratusan ribu rupiah untuk produk pencerah kulit jika tak melakukan perawatan dari dalam. Dengan nutrisi yang baik, kulit jadi sehat dan otomatis terlihat lebih cerah. Makanan apa saja yang wajib dikonsumsi supaya kulit tak lagi gelap dan kusam?


1. Jeruk
Semua jenis buah jeruk, termasuk jeruk bali, merupakan sumber vitamin C yang memiliki banyak manfaat untuk kulit. Vitamin C meningkatkan produksi kolagen dan elastin dalam tubuh kita, yang berfungsi untuk mengurangi kerutan dan menghambat penuaan kulit. Ia juga dipercaya dapat memperlambat produksi melanin, pigmen yang membuat kulit terlihat lebih gelap. Usahakan mengkonsumsi jeruk segar satu kali dalam sehari. Selain jeruk, tomat juga merupakan buah yang kaya vitamin C.

2. Sayuran berwarna merah dan hijau
Bayam, wortel, brokoli, dan kawan-kawannya mengandung banyak beta-carotene yang berfungsi sebagai antioksidan untuk kulit. Selain mencegah kerusakan sel, beta-carotene juga akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin A yang berguna untuk memerangi jerawat, memproduksi sel kulit baru, dan membuat warna kulit terlihat cerah dan muda. Akan lebih baik jika vitamin A kita dapatkan langsung dari makanan dan bukan dari suplemen vitamin, karena kelebihan vitamin A justru dapat mengganggu kesehatan kita.

3. Ikan
Makhluk air ini kaya akan asam lemak Omega-3 yang merupakan resep utama untuk kulit yang cerah cemerlang. Selain itu, mengkonsumi sarden, tuna, atau salmon yang kaya protein dapat membantu melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan polusi. Protein yang terkandung di dalamnya membantu reproduksi sel dan membuat kulit terlihat bercahaya.

4. Alpukat
Alpukat adalah sumber vitamin E. Ia berguna untuk menghambat penuaan dan membersihkan kulit dari segala noda seperti bekas jerawat, flek hitam, dan masalah lain. Mengonsumsi alpukat secara teratur juga akan mencegah kulit menjadi kendur seiring bertambahnya usia.

5. Gandum
Bisa didapat dalam bentuk sereal maupun roti, gandum mengandung biotin yang berfungsi membantu sel tubuh memproses lemak. Kekurangan biotin dapat menyebabkan kulit kering dan terlihat kusam.

6. Minyak zaitun
Makanan paling sehat untuk kulit? Salad buah dan sayuran yang diperciki minyak zaitun sebagai penyedap. Minyak ini mengandung asam lemak yang esensial untuk membuat kulit terlihat cerah, bercahaya, dan sehat.

Minggu, 17 April 2011

6 TIPS MENJAGA KECANTIKAN WANITA

6 Nasihat Kecantikan yang Sudah Terbukti Ampuh

Tak terhitung jumlah mitos yang beredar tentang cara merawat kecantikan tubuh dan wajah. Tapi ternyata banyak juga di antaranya yang bukan sekadar mitos, tapi memang benar-benar terbukti ampuh. Berikut ini 6 tips kecantikan favorit kami, yang juga bisa Anda terapkan sehari-hari.



1. Agar wajah lebih halus bebas jerawat
Sebetulnya tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membeli berbagai produk perawatan wajah yang serbamahal. Hanya satu produk yang Anda butuhkan untuk mencegah kerutan, membasmi jerawat, dan membuat kulit wajah lebih halus: retinoid. Krim wajah yang mengandung retinoid bisa dibeli di apotek, namun supaya aman, lebih baik kunjungi dokter kulit dan minta resep untuk krim retinoid yang cocok untuk jenis kulit Anda.

2. Agar bulu mata tampak tebal, lentik, dan panjang
Ada maskara pelentik, ada maskara penebal bulu mata, ada maskara yang memberi efek panjang, ada maskara waterproof... Ah, banyak sekali jenis maskara yang bisa Anda pilih. Tapi yang mana yang paling efektif memberikan efek dramatis pada bulu mata? Taktiknya begini: pertama, lentikkan bulu mata Anda lalu ulaskan maskara tahan air. Ini akan membuat kelentikkan bulu mata terjaga sepanjang hari. Setelah itu, baru tambahkan dengan maskara penebal.

3. Agar wangi parfum lebih tahan lama
Kadang malas juga harus menyemprot ulang parfum ke tubuh setiap tiga jam sekali. Agar harumnya lebih tahan lama di badan kita, jangan hanya memakai parfum di pergelangan tangan dan di leher. Jika Anda memakai rok atau celana pendek, semprotkan juga parfum di belakang lutut dan di pergelangan kaki. Kedua area ini terbukti bisa menahan wangi parfum lebih lama.

4. Agar mata terlihat cemerlang
Eyeliner warna apa yang biasanya Anda pakai? Hitam atau coklat? Tinggalkan dulu dua warna itu, dan beralihlah pada eyeliner warna ungu. Ternyata eyeliner ungu yang diulaskan di garis mata bagian atas bisa membuat mata terlihat lebih cemerlang. Pilihlah warna ungu yang gelap agar tak mencolok.

5. Agar lingkaran hitam di bawah mata tersamarkan
Selain menggunakan concealer, ada cara lain untuk menutupi lingkaran hitam di bawah mata bagi Anda yang sering begadang. Triknya adalah dengan membentuk alis mata Anda menjadi lurus, karena alis mata yang bentuknya melengkung justru akan membuat lingkaran hitam terlihat makin jelas.

6. Agar tak perlu lama-lama berdandan
Jika Anda termasuk jenis wanita yang malas berdandan tapi dituntut untuk selalu tampil rapi dan cantik, jangan khawatir. Cukup rapikan alis Anda di salon setiap dua minggu sekali (atau lakukan sendiri jika Anda bisa), dan pertegas dengan pensil alis setiap Anda hendak beraktivitas. Jangan lupa bubuhkan lipbalm atau lipgloss agar bibir tak terlihat kering. Fokus pada alis dan bibir sudah cukup untuk membuat wajah terlihat "sudah berdandan".

Minggu, 10 April 2011

MASA NIFAS

1. Nifas
a. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulihnya kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hami, lamanya kira-kira 6 minggu. (Muchtar, 1998 : 115).
b. Periode Nifas
1) Periode Immediate post partum : terjadi dalam 24 jam pertama setelah melahirkan.
2) Periode Early post partum : terjadi setelah 24 jam post partum sampai akhir minggu pertama sesudah melahirkan, dimana resiko sering terjadi pada ibu post partum, hampir seluruh sistem tubuh mengalami perubahan secara drastic.
3) Periode late post partum : terjadi mulai minggu kedua sampai minggu keenam sesudah melahirkan, dan terjadi perubahan secara bertahap.
c. Adaptasi Fisiologis post Partum
Akhir dari persalinan, hampir seluruh sistem tubuh mengalami perubahan secara progresif. Semua perubahan pada ibu post partum perlu dimonitor oleh perawat, untuk menghindari terjadinya komplikasi.
Perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Sistem Respirasi
Penggunaan obat-obat anesthesia umum selama proses pembedahan menyebabkan perubahan kecepatan frekuensi, kedalaman dan pola respirasi. Setelah operasi mungkin terjadi penumpukan secret pada jalan nafas yang menyebabkan perubahan pola nafas, juga suara tambahan berupa rales. Hal ini tidak ditemukan pada anesthesia spinal. Sedangkan peningkatan respirasi mungkin terjadi sebagai respon klien terhadap adanya nyeri.
2) Sistem Cardiovaskuler
Selama masa kehamilan dan persalinan sistem cardiovaskuler banyak mengalami perubahan antara lain :
a) Cardiak Output
Penurunan cardiac output menyebabkan bradikardi (50-70x/menit) pada hari pertama setelah persalinan. Bila frekuensi denyut nadi cepat mengindikasikan adanya perdarahan, kecemasan, kelelahan, infeksi penyakit jantung, dapat terjadi hipotensi orthostatik dengan penurunan tekanan systolic kurang lebih 20 mmHg yang merupakan kompensasi pertahanan tubuh untuk menurunkan resistensi vaskuler sebagai akibat peningkatan tekanan vena. Biasanya ini terjadi beberapa saat setelah persalinan, dan saat pertama kali melakukan mobilisasi (ambulasi). Bila terjadi penurunan secara drastic merupakan indikasi terjadinya perdarahan uteri.
b) Volume dan Konsentrasi Darah
Pada 72 jam pertama setelah persalinan banyak kehilangan plasma dari pada sel darah. Selama persalinan erithropoesis meningkat menyebabkan kadar hemoglobin menurun dan nilainya akan kembali stabil pada hari keempat post partum. Jumlah leukosit meningkat pada early post partum hingga nilainya mencapai 30.000/mm3 tanpa adanya infeksi. Apabila peningkatan lebih dari 30 % dalam 6 jam pertama, maka hal ini mengindikasikan adanya infeksi.
Jumlah darah yang hilang selam persalinan sekitar 400-500 ml. Pada klien post partum dengan seksio sesarea kehilangan darah biasanya lebih banyak dibanding persalinan normal (600-800 cc).
3) Sistem Gastrointestinal
Pada klien dengan post partum seksio sesarea biasanya mengalami penurunan tonus otot dan motilitas traktus gastrointestinal dalam beberapa waktu. Pemulihan kontraksi dan motilitas otot tergantung atau dipengaruhi oleh penggunaan analgetik dan anesthesia yang digunakan, serta mobilitas klien. Sehingga berpengaruh pada pengosongan usus. Secara spontan mungkin terhambat hingga 2-3 hari. Selain itu klien akan merasa pahit pada mulut karena dipuasakan atau merasa mual karena pengaruh anesthesia umum. Sebagai akibatnya klien akan mengalami gangguan pemenuhan asupan nutrisi serta gangguan eliminasi BAB. Klien dengan spinal anesthesia tidak perlu puasa sebelumnya.
4) Sistem Reproduksi
a) Payudara
Setelah persalinan behubung lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum, maka estrogen dan progesterone berkurang, prolaktin akan meningkat dalam darah yang merangsang sel-sel acini untuk memproduksi ASI. Keadaan payudara pada dua hari pertama post partum sama dengan keadaan dalam masa kehamilan. Pada hari ketiga dan keempat buah dada membesar, keras dan nyeri ditandai dengan sekresi air susu sehingga akan terjadi proses laktasi. Laktasi merupakan suatu masa dimana terjadi perubahan pada payudara ibu, sehingga mampu memproduksi ASI dan merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan berbagai macam hormon sehingga ASI dapat keluar.
b) Involusi Uterus
Segera setelah plasenta lahir, uterus mengalami kontraksi dan retraksi ototnya akan menjadi keras sehingga dapat menutup/menjepit pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas inplantasi plasenta. Proses involusi uterus terjadi secara progressive dan teratur yaitu 1-2 cm setiap hari dari 24 jam pertama post partum sampai akhir minggu pertama saat tinggi fundus sejajar dengan tulang pubis. Pada minggu keenam uterus kembali normal seperti keadaan sebelum hamil kurang lebih 50-60 gram. Pada seksio sesarea fundus uterus dapat diraba pada pinggir perut. Rasa tidak nyaman karena kontraksi uterus bertambah dengan rasa nyeri akibat luka sayat pada uterus terjadi setelah klien sadar dari narkose dari 24 jam post operasi.

c) Endometrium
Dalam dua hari post partum desidua yang tertinggal dan berdiferensiasi menjadi 2 lapisan, lapisan superficial menjadi nekrotik dan terkelupas bersama lochea. Sedangkan lapisan basah yang bersebelahan dengan miometrium yang berisi kelenjar tetap utuh dan merupakan sumber pembentukan endometrium baru. Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat. Seluruhnya endometrium pulih kembali dalam minggu kedua dan ketiga.
d) Cerviks, Vagina, Vulva, Perineum
Pada persalinan dengan seksio sesarea tidak terdapat peregangan pada serviks dan vagina kecuali bila sebelumnya dilakukan partus percobaan serviks akan mengalami peregangan dan kembali normal sama seperti post partum normal. Pada klien dengan seksio sesarea keadaan perineum utuh tanpa luka.
e) Lochea
Lochea adalah secret yang berasal dari dalam rahim terutama luka bekas inplantasi plasenta yang keluar melalui vagina. Lochea merupakan pembersihan uterus setelah melahirkan yang secara mikroskopik terdiri dari eritrosit, kelupasan desidua, sel-sel epitel dan bakteri yang dikeluarkan pada awal masa nifas. Lochea dibagi berdasarkan warna dan kandungannya yaitu :
(1) Lochea Rubra
Keluar pada hari pertama sampai hari ketiga post partum. Warna merah terdiri dari darah, sel-sel desidua, vernik caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa-sisa selaput ketuban.
(2) Lochea Serosa
Mengandung sel darah tua, serum, leukosit dan sisa-sisa jaringan dengan warna kuning kecoklatan, berlangsung hari keempat dan kesembilan post partum.
(3) Lochea Alba
Berwarna putih kekuningan, tidak mengandung darah, berisi sel leukosit, sel-sel epitel dan mukosa serviks. Dimulai pada hari ke-10 sampai minggu ke 2-6 post partum (Cuningham, 195 : 288).
Perdarahan lochea menunjukan keadaan normal. Jika pengeluaran lochea berkepanjangan, pengeluaran lochea tertahan, lochea yang prulenta (nanah), aras nyeri yang berlebihan, terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber perdarahan dan terjadi infeksi intra uterin.
5) Sistem Endokrin
Kaji kelenjar tiroid, adakah pembesaran pada kelenjar tiroid, pembengkakan kelenjar getah bening dan kaji .juga pengeluaran ASI dan kontraksi uterus.
6) Sistem Perkemihan
Pada klien seksio sesarea terutama pada kandung kemih dapat terjadi karena letak blass berdempetan dengan uterus, sehingga pengosongan kandung kemih mutlak dilakukan dan biasanya dipasang folly kateter selama pembedahan sampai 2 hari post operasi. Dengan demikian kmungkinan dapat terjadi gangguan pola eliminasi BAK, sehingga klien perlu dilakukan bldder training. Kaji warna urine yang keluar, jumlahnya dan baunya.
7) Sistem Persarafan
Sistem persarafan pada klien post partum biasanya tidak mengalami gangguan kecuali ada komplikasi akibat dari pemberian anesthesia spinal atau penusukan pada anesthesi epidural dapat menimbulkan komplikasi penurunan sensasi pada ekstremitas bawah. Klien dengan spinal anesthesia perlu tidur flat selama 24 jam pertama. Kesadaran biasanya
8) Sistem Integumen
Cloasma/hyperpigmentasi kehamilan sering hilang setelah persalinan akibat dari penurunan hormon progesterone dan melanotropin, namun pada beberapa wanita ada yang tidak menghilang secara keseluruhan, kadang ada yang hyperpigmentasi yang menetap. Pertumbuhan rambut yang berlebihan terlihat selama kehamilan seringkali menghilang setelah persalinan, sebagai akibat dari penurunan hormon progesterone yang mempengaruhi folikel rambut sehingga rambut tampak rontok.
9) Sistem Muskuloskletal
Selama kehamilan otot abdomen teregang secara bertahap, hal ini menyebabkan hilangnya kekenyalan otot pada masa post partum, terutama menurunnya tonus otot dinding dan adanya diastasis rektus abdominalis. Pada dinding abdomen sering tampak lembek dan kendur dan terdapat luka/insisi bekas operasi, secara berangsur akan kembali pulih, selain itu sensasi ekstremitas bawah dapat berkurang selama 24 jam pertama setelah persalinan, pada klien post partum dengan seksio sesaria, hal ini terjadi bila dilakukan regio anestesi dapat terjadi pula penurunan kekuatan otot yang disebabkan oleh peregangan otot.
d. Adaptasi psikologis orangtua
Ketika kelahiran telah dekat, klien mengalami kegembiraan dengan kelahiran bayi. Perasaan emosi yang tinggi menurun dengan cepat setelah kelahiran bayi, terjadi perubahan psikologis yang cukup kompleks. Kondisi psikologis ibu dipengaruhi pula oleh respon anggota keluarga terhadap kelahiran bayi, sehingga seluruh keluarga, perlu mempersiapkan diri secara psikologis dalam menerima kehadiran anggota keluarga baru.
Beberapa adaptasi psikologis anatara lain :
1) Adaptasi parental
Proses menjadi orangtua terjadi sejak masa konsepsi. Selama periode prenatal, ibu merupakan bagian pertama yang memberikan lingkungan untuk berkembang dan tumbuh sebelum anak lahir. Proses menjadi orangtua tidak mudah dan sering menimbulkan konflik dan krisis komunikasi karena ketergantungan penuh bayi pada orangtua. Untuk menjadi orangtua diperlukan komponen yaitu :
a) kemampuan kognitif dan motorik, merupakan komponen pertama dari respon menjadi orangtua dalam perawatan bayi.
b) Kemampuan kognitif dan afektif merupakan komponen psikologis dalam perawatan bayi. Perasaan keibuan, kebapakan, dan pengalaman awal menjadi orangtua.
2) Fase maternal
Tiga fase yang terjadi pada ibu post partum yang disebut “Rubin Maternal Phases” yaitu :
a) Taking in (periode ketergantungan)
Fase ini terjadi antara satu sampai tiga hari setelah persalinan dimana ibu berfokus pada diri sendiri, bersikap pasif dan tergantungan secara emosional ibu berusaha untuk mengintegrasikan pengalaman persalinan dalam kehidupannya.
b) Taking hold (fase transisi antara ketergantungan dan kemandirian)
Terjadi antara ketiga sampai kesepuluh hari setelah persalinan dalam fasi ini secara bertahap tenaga ibu pulih kembali, ibu merasa lebih nyaman, focus perhatian mulai beralih pada bayi, ibu sangat antusias dalam merawat bayinya, mulai mandiri dalam perawatan diri, terbuka pada pengajaran perawatan, saat yang tepat untuk memberi informasi tentang perawatan bayi dan diri sendiri.
c) Letting go (fase mampu sendiri)
Fase ini antara dua sampai empat minggu setelah persalinan dimana ibu mulai menerima peran barunya yaitu sebagai ibu dari bayi yang baru lahir. Ibu melepas bayangan persalinan dengan harapan yang tidak terpenuhi serta mapu menerima kenyataan.
3) Bounding attachment (perasaan kasih sayang yang meningkat)
Bounding merupakan suatu hubungan yang berawal dari saling mengikat diantara orangtua termasuk orangtua dan anak, ketika pertama kali bertemu. Attachment adalah suatu perasaan ksih sayang yang meningkat satu sama lain setiap waktu dan bersifat unik dan memerlukan kesabaran ( Bobak, 2000 : 746).
Hubungan antara ibu dengan bayinya harus dibina setiap saat untuk memperat rasa kekeluargaan. Kontak dini antara ibu, ayah danbayi disebut bounding attachment melalui touch/sentuhan, kontak mata, dan aroma.
4) Adaptasi ayah
Kemampuan ayah dalam beradaptasi dengna kelahiran bayi dipengaruhi oleh keterlibatan ayah selama kehamilan, partisipasi saat persalinan, struktur keluarga, identifikasi jenis kelamin, tingkat kemampuan dalam penampilan dan latar belakang cultural
5) Adaptasi sibling
Biasanya kelahiran adik atau bayi dapat menjadi suatu perubahan pada sibling atau saudara, anak pertama le bih ingin mempertahankan dirinya lebih tinggi dari adik barunya.

2. Seksio Sesaria
a. Pengertian
Seksio sesaria adalah melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerotomi) (Cunningam, 1995 : 511).

b. Indikasi seksio sesaria
Tindakan seksio sesaria dilakukan bilamana diyakini bahwa penundaan persalinan yang lebih lama akan menimbulkan bahaya yang serius bagi ibu, janin atau keduanya. Sedangkan persalinan per vaginam tidak mungkin dilakukan dengan aman.
Beberapa alasan/indikadi untuk dilakukan seksio sesaria yaitu :
1) Indikasi ibu
a) Cepalo pelvic disproportion / disproporsi kepala panggul yaitu apabila bayi terlalu besar atau pintu atas panggul terlalu kecil sehingga tidak dapat melewati jalan lahir dengan aman, sehingga membawa dampak serius bagi ibu dan janin.
b) Plasenta previa yaitu plasenta melekat pada ujung bawah uterus sehingga menutupi serviks sebagian atau seluruhnya, sehingga ketika serviks membuka selama persalinan ibu dapat kehilangan banyak darah, hal ini sangat berbahaya bagi ibu maupun janin.
c) Tumor pelvis (obstruksi jalan lahir), dapat menghalangi jalan lahir akibatnya bayi tidak dapat dikeluarkan lewat vagina.
d) Kelainan tenaga atau kelainan his, misalnya pada ibu anemia sehingga kurang kekuatan/tenaga ibu untuk mengedan dapat menjadi rintangan pada persalinan, sehingga persalinan mengalami hambatan/kemacetan.
e) Ruptura uteri imminent (mengancam) yaitu adanya ancaman akan terjadi ruptur uteri bila persalinan dilakukan dengan persalinan spontan.
f) Kegagalan persalinan: persalinan tidak maju dan tidak ada pembukaan, disebabkan serviks yang kaku, seringterjadi pada ibu primi tua atau jarak persalian yang lama(lebih dari delapan tahun)
2) Indikasi janin
a. Janin besar yaitu bila berat badan bayi lebih dari 4000 gram, sehingga sulit melahirkannya
b. Kelainan gerak, presentasi atau posisi ideal persalinan pervaginam adalah dengan kepala ke bawah/ sefalik
c. Gawat janin, janin kelelahan dan tidak ada kemajuan dalam persalinan
d. Hidrocepalus dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam ventrikel otak sehingga kepala menjadi lebih besar serta terjadi peleberan sutura-sutura dan ubun-ubun, kepalka terlalu besar sehingga tidak dapat berakomodasi dengan jalan lahir.
3) Pertimbangan lain yaitu ibu dengan resiko tinggi persalinan, apabila telah mengalami seksio sesaria atau menjalani operasi kandungan sebelumnya “Ruptura uteri bisa terjadi pada rahim yang sudah pernah mengalami operasi seperti seksio sesaria klasik, miomektomi (Muhtar, 1998 :289)” misalnya ibu dengan riwayat mioma sehingga dilakukan miomektomi, sebaiknya persalinan berikutnya dengan seksio sesaria untuk menghindari terjadinya ruptura uteri saat kontraksi uterus pada peresalinan spontan.

c. Jenis-jenis operasi seksio sesaria
1) Seksio sesaria klasik atau korporal yaitu insisi memanjang pada segmen atas uterus.
2) Seksio sesaria transperitonealis profunda yaitu insisi pada segmen bawah uterus. Teknik ini paling sering dilakukan.
3) Seksio sesaria ekstra peritonealis : rongga peritoneum tidak dibuka, dulu dilakukan pada pasien dengan infeksi intra uterin yang berat. Sekarang jarang dilakukan.
4) Seksio sesaria histerektomy : setelah seksio sesaria dilakukan histerektomy dengan indikasi atonia uteri, plasenta previa, mioma uteri, infeksi intra uterin yang berat.

d. Kontra indikasi
1) Janin mati
2) Syok, akibat anemia berat yang belum diatasi
3) Kelainan congenital berat

e. Komplikasi yang sering muncul pada tindakan seksio sesaria
1) Pada Ibu
a) infeksi puerperalis/nifas bisa terjadi dari infeksi ringan yaitu kenaikan suhu beberapa hari saja, sedang yaitu kenikan suhu lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung, berat yaitu dengan peritonitis dan ileus paralitik.
b) Perdarah akibat atonia uteri atau banyak pembuluh darah yang terputus dan terluka pada saat operasi.
c) Trauma kandung kemih akibat kandung kemih yang terpotong saat melakukan seksio sesaria.
d) Resiko ruptura uteri pada kehamilan berikutnya karena jika pernah mengalami pembedahan pada dinding rahim insisi yang dibuat menciptakan garis kelemahan yang sangat beresiko untuk ruptur pada persalinan berikutnya.
e) Endometritis yaitu infeksi atau peradangan pada endometrium.
2) Pada Bayi
a) Hipoxia
b) Depresi pernapsan
c) Sindrom gawat pernapasan
d) Trauma persalinan

f. Perawatan setelah operasi
Tindakan seksio sesaria tetap menghadapkan ibu pada trias komplikasi, sehingga memerlukan observasi dengan tujuan agar dapat mendeteksi kejadiannya lebih dini. Observasi trias komplikasi meliputi :
1) Kesadaran penderita
a) pada anestesi lumbal
Kesadaran penderita baik oleh karenanya ibu dapat mengetahui hampir semua proses persalinan
b) pada anestesi umum
pulihnya kesadaran oleh ahli telah diatur, dengan memberiokan o2 menjelang akhir operasi.
2) Mengukur dan memeriksa tanda-tanda vital
a) pengukuran :
- tensi, nadi, temperatur dan pernapasan
- keseimbangan cairan melalui produksi urine, dengan perhitungan :
· produksi urine normal 500-600 cc
· pernapasan 500-600 cc
· penguapan badan 900-1000 cc
- pemberian cairan pengganti sekitar 2000-2500 cc dengan perhitungan 20 tetes/menit (= 1 cc/menit)
- infus setelah operasi sekitar 2x24 jam
b) Pemeriksaan
- paru-paru :
· bersihan jalan napas
· ronchi basal, untuk mengetahui adanya edema paru
- bising usus, menandakan berfungsinya usus (dengan adanya flatus)
- perdarahan local pada luka operasi
- kontraksi rahim, untuk menutup pembuluh darah
· perdarahan pervaginam : evaluasi pengeluaran lochea, atonia uteri meningkatkan perdarahan, perdarahan berkepanjangan.
3) provilaksis antibiotika
Infeksi selalu diperhitungkan dari adanya alat yang kurang steril, infeksi asenden karena manipulasi vagina sehingga pemberian antibiotika sangat penting untuk menghindari terjadinya sepsis sampai kematian.
Pertimbangan pemberian antibiotika :
- bersifat provilaksis
- bersifat terapi karena sudah terjadi infeksi
- berpedoman pada hasil sensitivitas
- kualitas antibiotika yang akan diberikan
- cara pemberian antibiotika.
4) mobilisasi penderita
Konsep mobilisasi dini tetap memberikan landasan dasar, sehingga pulihnya fungsi alat vital dapat segera tercapai.
a) mobilisasi fisik :
- setelah sadar pasien boleh miring
- berikutnya duduk, bahkan jalan dengan infus
- infus dan kateter dibuka pada hari kedua atau ketiga
b) mobilisasi usus
- setelah hari pertama dan keadaan baik penderita boleh minum
- diikuti makan bubur saring dan pada hari kedua ketiga makan bubur
- hari keempat kelima nasi biasa dan boleh pulang.

Minggu, 27 Maret 2011

PROPOSAL PENELITIAN BAB III

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2005).
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional atau potong lintang adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2005).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri pada tanggal Maret 2011


C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan olehpeneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB suntik sebanyak 110 akseptor di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2005). Tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu tehnik pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu. Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Pada penelitian ini jumlah sampel (110 x 20%) = 22 responden
Dalam penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
a. Kriteria inklusi
1) Ibu yang menjadi akseptor KB Suntik
2) Ibu yang bersedia menjadi responden.


b. Kriteria eksklusi
1) Ibu yang mengalami gangguan psikologis.
2) Ibu yang tidak punya kartu KB

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner tertutup adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2006).
Penelitian ini menggunakan 30 pernyataan dengan pilihan jawaban “benar” dan “salah” untuk jawaban “benar” diberi skor 1 dan untuk jawaban salah dengan skor 0.
Tabel. 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan tentang KB Suntik
Variabel Sub Variabel Pertanyaan Jumlah Soal
Favourable Unfavourable
Pengertian 1 1
Tingkat pengetahuan
Ibu tentang KB suntik Jenis 2 1
Kontra Indikasi 4, 9,10,16 29, 30 3,25 8
Indikasi 15, 18, 19, 20 8,23 6
Efek samping 5,13,14 3
Keuntungan dan Kerugian 6,7,17,24,2627 22,28 8
Waktu pemberian 12,21 11 3
Jumlah 30


E. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu-ibu di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri

F. Tahapan Penelitian
1. Persiapan
Penelitian ini dimulai dari tahap persiapan yang mana tahap ini peneliti mengumpulkan bahan pustaka dan studi pendahuluan dimana peneliti melakukan survey ke lahan dan dilanjutkan dengan penyusunan proposal penelitian. Tahap ini dimulai dari bulan Februari – Maret 2011.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari mengurus surat ijin penelitian pada awal bulan Februari 2011. Setelah ijin penelitian diperoleh dari BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri dan pendidikan dan yang dipilih sebagai lokasi penelitian dan waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2011.
3. Tahap akhir
Tahap akhir dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 30 akseptor KB Suntik di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri yang telah memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengambilan data dari BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri, secara langsung dengan membagikan kuesioner yang diisi oleh ibu untuk mengetahui ibu seberapa jauh tingkat pengetahuan ibu pengetahuan ibu tentang KB Suntik. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden dikategorikan menjadi baik ,cukup baik , kurang baik dan tidak baik. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam table.

G. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu tentang KB suntik meliputi :
1. Tentang macam-macam kontrasepsi KB suntik
2. Indikasi dan kontra indikasi KB suntik
3. Cara dan waktu KB suntik
4. Manfaat KB suntik
5. Keuntungan, kerugian dan efek samping KB suntik
H. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2005).
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Nama Variabel Pengertian Indikator Alat Ukur Skala
Pengetahuan ibu tentang KB Suntik Kemampuan ibu menjawab kuesioner tentang KB suntik
dengan benar
1. 76 -100 % : Baik
2. 56-75 % : Cukup baik
3. 40-55 % : Kurang baik
4. < 40 % : Tidak baik (Arikunto, 2006) Kuesioner Ordinal I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Rumus product moment adalah:




Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Uji coba validitas di diujikan terhadap 25 orang. Setelah dilakukan penghitungan dengan menggunakan program SSPS for windows fersi 12.0. didapatkan nilai r hitung > r table, sehingga 30 pernyataan dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:


Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2 = Varians total
Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60) (Ghozali, 2005). Dari uji coba reliabilitas untuk 30 soal didapatkan nilai 0,911 sehingga pernyataan dinyatakan reliabel.

J. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006) adalah:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.


b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.
c. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
2. Analisa Data
Dalam penelitian hanya mendeskirpsikan pengetahuan responden tentang pengetahuan tentang KB Suntik dengan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005).
Adapun rumus untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2009) adalah :
Skor yang diperoleh responden
Skor Prosentase = ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%
Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh

Pengetahuan Akseptor KB Suntik
Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu maka digunakan perhitungan sebagai berikut :
a. 76 -100 % Jawaban benar : Baik
b. 56-75 % Jawaban benar : Cukup baik
c. 40-55 % Jawaban benar : Kurang baik
d. < 40 % Jawaban benar : Tidak baik
K. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian , mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia maka segi etika penelitian harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1. Inform Consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian mengetahui dampaknya . Jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonimity (tanpa nama )
Merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan / mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitiam yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Merupakan etika dalam pemberian jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi masalah-masalah lainnya. Semua informasi tyang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

L. Jadwal Penelitian
Terlampir

PROPOSAL PENELITIAN BAB II

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Teori Medis
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manuasia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan manusia adalah hasil dari berkontaknya dua macam besaran, yaitu benda atau yang diperiksa, diselidiki, dan akhirnya diketahui (obyek), manusia yang melakukan berbagai pemeriksaan, penyelidikan,dan akhirnya mengetahui (mengenal) benda atau hal tadi. Pengetahuan dapat dirumuskan sebagai partisipasi oleh suatu realita dalam suatu realita yang lain, tetapi tanpa terjadinya modifikasi-modifikasi dalam kualitas yang lain itu, sebaliknya subyek yang mengetahui dipengaruhi (Jalal, 2010).
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2005) ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba-coba.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.


4) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research methodology).
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:
1) Pendidikan
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.
2) Informasi
Seorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih banyak pula.
3) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap, kebiasaan dan kepercayaan.
4) Pengalaman
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.
5) Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup tergantung dengan hasil pendapatan.
d. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif
Menurut Notoadmojo (2007), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berintraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut :
1) Tahu (Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).
2) Memahami (Comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.
e. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1) Pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay.
Pertanyaan essay disebut pertanyaan subyektif karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai, sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang lainnya
2) Pertanyaan obyektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choise), bentul salah, dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan pilihan ganda, betul salah, menjodohkan disebut pertanyaan obyektif karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilai.
Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih cepat (Arikunto, 2006).
2. Kontrasepsi
a) Pengertian
(1) Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen dan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Saifuddin, 2003).
(2) Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga agar keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak (Harnawati, 2008).
(3) Akseptor KB adalah orang yang menerima serta mengikuti atau melaksanakan program keluarga berencana (Alwi, 2005).
b. Tujuan Pelayanan Konstrasepsi
Tujuan utamanya adalah membantu keluarga termasuk individu sehingga mereka mengerti hak dan kewajiban dalam kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan keluarga berkualitas (BKBPP, 2009)
Guna mencapai tujuan keluarga berkualitas tersebut, maka ditempuh kebijaksanaan dengan mengkategorikan 3 (tiga) fase untuk mencapai sasaran menurut Hartanto (2003), yaitu :
1) Menunda atau mencegah kehamilan
2) Menjarangkan atau mengatur kehamilan. Periode usia istri antara 20-30/35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan.
3) Menghentikan atau mengakhiri kesuburan
Periode usia istri di atas 30 tahun terutama di atas 35 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak.
c. Macam-macam kontrasepsi
Menurut Hartanto (2003), macam kontrasepsi meliputi :
1) Kontrasepsi Metode Sederhana
a) Tanpa Alat
(1) KB alamiah terdiri dari pantang berkala, metode kalender, metode suhu basal, metode lendir cerviks.
(2) Coitus Interuptus (senggama terputus)
Adalah suatu metode kontrasepsi di mana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intra-vaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksterna wanita.
b) Dengan Alat
(1) Mekanis ( barier ), terdiri dari kondom pria, barier intra vaginal (diafragma, kap servik, spons, kondom ).
(2) Kimiawi yang berupa spermisid (vaginal cream, vagina foam, vagina jelly, vagina tablet dan vagina suble film).
2) Metode Modern
a) Kontrasepsi hormonal
(1) Per oral : Pil oral kombinasi (POK), Mini Pil, Morning after pill.
(2) Injeksi / Suntikan : DMPA, NET-EN, Microsphere, Microcapsules.
(3) Sub kutis : Implant (alat kontrasepsi bawah kulit : AKBK)
(a) Implant non biodegradable (Norplant, Norplant 2, ST 1435, implanon).
(b) Implant biodegradable : capronor, pellets
b) IUD (Intra Uteri Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) : Copper T, Medusa, Seven Copper T
c) Kontrasepsi Metode Mantap
(1) Pada Wanita
Penyinaran, Operatif (Medis Operatif Wanita, penyumbatan tuba fallopi secara mekanis).
(2) Pada pria
Operatif medis pria (Vasektomi, penyumbatan vas deferens secara mekanis, penyumbatan vas deferens secara kimiawi.
3. KB Suntik
a. Pengertian
Metode suntikan KB telah menjadi bagian dari metode keluarga berencana nasional dengan bertambah tingginya minat pemakaian suntikan KB adalah karena aman, sederhana, efektif tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pasca persalinan (Manuaba, 2008)
b. Macam-macam Kontrasepsi Suntik
1) DMPA ( Depo Medroxy Progesteron Asetat)
Golongan progestin contohnya : Depoprovera dan Progestin berisi 150 mg dalam kemasan 3ml, disuntikan tiap 3 bulan. (Manuaba, 2007). Golongan progestin dengan campuran estrogen propinat, contohnya: Cyclofem, berisi hormon sintetik ( DMPA) 25 mg dan estrogen propinat 5 mg diberikan melalui injeksi setiap 4 minggu. (Sifuddin, 2003)
2) NET-EN (Norethindrone enanthate) : Noristerat
Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (= 3 x suntikan pertama) kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu. Sediaan ini sudah tidak tersedia lagi.
c. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik
Menurut Manuaba (2008), cara kerja kontrasepsi suntik, yaitu :
1) Menghalangi pengeluaran Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan Luitenzing Hormon (LH) sehingga tidak terjadi pelepasan ovum (ovulasi).
2) Mengentalkan lendir servik sehingga sulit ditembus spermatozoa.
3) Menyebabkan perubahan peristaltik tuba falopii sehingga konsepsi terhambat.
4) Mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi.
d. Waktu Pemberian dan Dosis
Depo provera sangat cocok untuk program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi, dan terjadinya amenore setelah suntikan-suntikan Depo provera tidak menggaanggu ibu-ibu yang menyusui anaknya dalam masa post partum, karena dalam masa ini terjadi amenore laktasi. Untuk program postpartum, Depo Provera disuntikan sebaiknya sesudah air susu ibu terbentuk, yaitu kira-kira hari ke 3 s/d hari ke-5. Depo provera disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan dan suntikan harus intramuskulus dalam. (Saifuddin, 2003)
e. Efektifitas Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara benar (Saifuddin, 2003)
f. Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik
1) Gangguan siklus haid :
a) Tidak mengalami haid (amenorea).
b) Perubahan berupa tetesan bercak-bercak (spoting).
c) Pendarahan diluar siklus haid ( metroragia ).
d) Pendarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya (menoragia). Hal ini terjadi karena adanya ketidak seimbangan hormone sehingga endometrium mengalami perubahan histology. Keadaan amenorea di sebabkan atropi endometrium. (Hartanto, 2003)
2) Depresi
Diperkirakan dengan adanya ketidak seimbangan hormone progesterone terutama yang berisi 19 Norsteriod menyebabklan kurangnya vitamin B6 (pyridoxine) didalam tubuh dan adanya retensi garam menimbulkan keluhan perasaan lesu (Lethargi) tidak bersemangat dalam kerja / kehidupan (Depkes RI, 2006)
3) Keputihan ( Leukorhea )
Keluarnya cairan berwarna putih dari dalam vagina atau adanya cairan putih dimulut vagina (vaginal discharge). Adanya efek progesterone merubah flora dan PH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh didalam vagiana dan menimbulkan keputihan (Depkes RI, 2006).
4) Jerawat
Timbulnya jerawat pada wajah atau punggung dikarenakan pengaruh progestin, terutama 19 – Norprogestin yang menyebabkan peningkatan kadar lemak (Depkes RI, 2006)
5) Rambut Rontok
Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau bisa sampai sesudah menghentikan suntikan penyebabnya progesterone terutama 19 – Norprogestin. Mempengaruhi folikel rambut, sehingga timbul kerontokan rambut (Depkes RI, 2006)
6) Perubahan Berat Badan (Penelitian Cyclofem dan Depoprovera)
Kenaikan berat badan rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3 – 2,9 kg. Disamping itu dapat juga terjadi penurunan berat badan antara 1,6 – 1,9 kg setiap tahun. Penyebabnya belum jelas peningkatan berat badan kemungkinan disebabkan karena hormone progesterone mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit bertambah, selain itu, hormone progesterone juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktifitas fisik, akibatnya pemberian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.
7) Pusing / Sakit Kepala / Migrain
Sakit kepala hebat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat belum ada kesepakatan dikalangan para ahli mengenai penyebabnya. Hal ini dikaitkan dengan reaksi tubuh terhadap progesterone
(Depkes RI, 2006)
8) Mual dan Muntah
Rasa mual sampai muntah seperti hamil muda terjadi pada bulan-bulan pertama pemakaian suntikan. Ini terjadi kemungkinan karena reaksi tubuh terhadap hormone progesterone yang mempengaruhi produksi asam lambung ( Depkes RI, 2006)
9) Perubahn Libido/Dorongan Seksual
10) Penurunan libido terjadi karena efek progesterone terutama yang berisi 19 Norprogestin menyebabkan vagina kering. Namun demikian faktor psikis juga berpengaruh dalam hal ini (Notodiharjo, 2002)
g. Keuntungan Kontrasepsi Suntik
Menurut Depkes (2006), keuntungan kontrasepsi suntik, yaitu:
1) Sangat efektif (99,6%).
2) Resiko kesehatan kecil.
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4) Pemeriksaan dalam tidak dibutuhkan pada pemakaian awal.
5) Dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedik.
6) Peserta tidak perlu menyimpan obat suntik.
7) Tidak ada ketergantungan peserta kecuali suntik setiap 1 atau 3 bulan.
8) Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntik cyclofem.
9) Reaksi suntikan sangat cepat (< 24 jam).
10) Dapat digunakan oleh wanita tua ( diatas 35 tahun ) kecuali cyclofem.
11) Tidak perlu diingat kecuali kembali untuk suntikan berikut.
12) Mencegah kehamilan ektopik.
13) Jangka panjang.
14) Sangat efektif walaupun peserta terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang ditentukan.
15) Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia untuk mengikuti sterilisasi (Tubektomi).
h. Kerugian Kontrasepsi Suntik
Menurut Manuaba (2008), kerugian kontrasepsi suntik
1) Perdarahan yang tidak menentu.
2) Terjadi amenore ( tidak datang bulan) berkepanjangan.
3) Masih memungkinkan hamil.


B. Kerangka Teori
















Gambar 2.1
Kerangka Teori
Sumber: Notoatmodjo (2007), Hartanto (2003)





C. Kerangka Konsep










Keterangan :
: yang diteliti
: yang tidak diteliti

Gambar 2.2
Kerangka Konsep

PROPOSAL PENELITIAN BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Visi dan misi program KB tahun 2010 telah direvitalisasi dalam rangka untuk lebih mendukung pencapaian hasil yang optimal. Visi program KB sekarang ini adalah “Keluarga Berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan misi program KB adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian dan ketahanan keluarga, meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, meningkatkan promosi, perlindungan dan upaya mewujudkan hak-hak reproduksi, meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan jender melalui program Keluarga Berencana, dan mempersiapkan Sumber Daya Manusia berkualitas sejak pembuahan daam kandungan sampai dengan lanjut usia” (Saifuddin, 2003).
Data yang diperoleh dari pelaksanaan KB Nasional di Indonesia dari Bulan Januari sampai Desember 2006 total pencapaian peserta KB baru sebanyak 709.250 akseptor atau 104.00% dari PPM (Perkiraan Masyarakat) 681.994 orang. Perserta KB aktif untuk pemakaian kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 498,366 orang, dan MOP (Metode Operatif Wanita) sebanyak 68,473 orang, pil 862.307 (Dinkes Jateng, 2005).
Salah satu program Keluarga Berencana adalah KB suntik. KB suntik adalah suatu metode untuk mencegah kehamilan dengan cara menyuntikkan hormonal ke dalam tubuh. Kandungan hormone progesterone dalam bentuk sintetis DMPA pada progestin menyebabkan perubahan karbohidrat dan gula lebih mudah menjadi lemak, sehimgga lemak dibawah kulit bertambah, akibatnya pemberian kontrasepsi suntik dapat menyebabkan berat badan bertambah (Winkjosastro, 2002).
Efek samping utama KB Suntik adalah gangguan pola haid. Sedangkan efek samping lain kecil sekali antara lain berat badan naik, antara 1-5 kg (DMPA). Kontinuitas kontrasepsi suntikan cukup tinggi , 50-75% setelah 1 tahun. Faktor dapat mempengaruhi dalam memilih metode kontrasepsi seperti dari faktor pasangan, faktor kesehatan dan faktor metode kontrasepsi (Hartanto, 2003). Maka dari itu Klien harus memperoleh informasi yang cukup sehingga dapat memilih sendiri metode kontrasepsi yang sesuai untuk mereka.
Data yang diperoleh di BPS Ny. Sukanti keluarahan Selogiri Wonogiri bulan Januari – Desember 2010 jumlah akseptor keluarga berencana yaitu 150 orang, yang menggunakan alat kontrasepsi suntik 110 orang (35,71%), IUD 18 orang (5,84%), implant 12 orang (3,89%) dan kondom 10 orang (3,24%). Akseptor kontrasepsi suntik yang tidak mengalami efek samping 60 akseptor (54,54%), yang mengalami efek samping kenaikan berat badan 31 akseptor (28,18%) dan spooting 19 akseptor (17,27%).
Berdasarkan data tersebut diperlukan penyuluhan yang memberikan pengetahuan khususnya tentang efek samping dari KB Suntik, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan akseptor dan mudah menerima informasi. Dari uraian tersebut di atas penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang KB Suntik di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu Akseptor KB tentang KB Suntik di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu akseptor KB tentang KB Suntik di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan asekptor KB tentang macam-macam kontrasepsi KB suntik
b. Untuk mengetahui pengetahuan asekptor KB tentang indikasi dan kontra indikasi KB suntik
c. Untuk mengetahui pengetahuan asekptor KB tentang cara dan waktu KB suntik
d. Untuk mengetahui pengetahuan asekptor KB tentang manfaat KB suntik
e. Untuk mengetahui pengetahuan asekptor KB tentang keuntungan, kerugian dan efek samping KB suntik



D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Sebagai pertimbangan masukan untuk menambah wawasan tentang pengetahuan akseptor KB tentang KB Suntik.
2. Bagi Profesi
Sebagai bahan pertimbangan bagi profesi bidan dalam memberikan pelayanan Keluarga Berencana khususnya KB Suntik.
3. Bagi Institusi
1) Kelurahan
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan kelurahan khususnya keluarga berencana.


2) Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan kebidanan khususnya keluarga berencana.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini pernah dilakukan yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan.
1. Ayi Setiwati (2006), (Akbid Kusuma Husada) dengan judul ”Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Keluarga Berencana dengan Penggunaan Jenis Kontrasepsi Suntik di Poliklinik Gemini Klaten”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional, hasil dari penelitian ini pengetahuan ibu tentang KB dengan penggunaan jenis kontrasepsi menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai hitung = 3,173 dan nilai tabel = 5,991 karena hitung > tabel (57,161 > 9,488) maka Ho ditolak. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan metode kontrasepsi.
2. Destiana Dewi Kusumawati (2008), (Akbid Kusuma Husada) dengan judul “Faktor-faktor Pendorong Ibu Memilih Alat Kontrasepsi IUD di Desa Duyungan Sidoharjo Sragen” Jenis penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif, dari 4 faktor yang diteliti ada 3 faktor yang mendorong ibu memilih kontrasepsi IUD yaitu Pengetahuan responden, Penyakit yang diderita ibu, paritas respoden. Dan pendidikan respoden bukan faktor yang mendorong ibu memilih kontrasepsi IUD di Desa Duyungan, sidoharjo, Sragen. Dari 52 responden akseptor IUD, sebanyak 28 responden (53,85%) mempunyai pengetahuan baik, dan hanya 2 responden (3,85%) yang mempunyai pengetahuan kurang baik.
3. Nita Deskawati (2009), (Akbid Kusuma Husada) dengan judul Pengetahuan Akseptor Tentang Kb Suntik 3 Bulanan Di Kelurahan Kuniran, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional, hasil penelitian pengetahuan akseptor tentang KB Suntik 3 Bulanan di Kelurahan Kuniran, Kecamatan sine, Kabupaten Ngawi dengan kategori cukup baik (46,7%).

F. Sistematika Penelitian
Penulisan Proposal ini dibagi atas 3 (tiga) bab, yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti yaitu pengetahuan, KB Suntik, kerangka teori, kerangka konsep, dan hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sample, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, tahapan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data dan analisa data, etika penelitian dan jadwal penelitian .
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Kamis, 24 Maret 2011

NILAI SUMARYATI

DEPARTEMENT PENDIDIKAN NASIONAL 
UNIVERSITAS TERBUKA

DAFTAR NILAI UJIAN
Masa Ujian
: semua
Kepada Yth.
UPBJJ
: 87 / JAYAPURA
SUMARYATI
Program Studi
: 89
815717711

: PGSD - S1
MANOKWARI
Tgl Lahir
: 05031976
KAB.MANOKWARI
Reg Pertama
: 20081
98300

MATA KULIAH
Masa Ujian
SKS
Grade
Mutu
Keterangan
IDIK4007
Metode Penelitian
20081
2
D
2
IDIK4008
Penelitian Tindakan Kelas
20081
2
D
2
IDIK4010
Komputer dan Media Pembelajaran
20092
3
B
9
R
IDIK4012
Manajemen Berbasis Sekolah
20101
2
0
S
MKDK4001
Pengantar Pendidikan
20081
3
B
9
MKDK4002
Perkembangan Peserta Didik
20082
2
C
4
MKDK4004
Teori Belajar & Pembelajaran
20091
2
C
4
MKDK4005
Profesi Keguruan
20082
2
C
4
PDGK4304
Bahasa Inggris untuk Guru SD
20081
3
C
6
PDGK4305
Keterampilan Menulis
20081
2
D
2
PDGK4306
Pembel. Berwawasan Kemasyarakatan
20082
3
B
9
PDGK4401
Materi & Pembelajaran PKn SD
20082
3
C
6
PDGK4402
Penulisan Karya Ilmiah
20091
2
B
6
PDGK4403
Pendidikan Anak di SD
20091
4
D
4
PDGK4404
Pengantar Pendidikan Luar Biasa
20091
3
C
6
PDGK4405
Materi dan Pembelajaran IPS SD
20091
3
C
6
PDGK4406
Pembelajaran Matematika SD
20091
3
A
12
PDGK4500
Tugas Akhir Program
20101
4
0
S
PDGK4501
Pemantapan Kemampuan Profesional
20101
4
0
PDGK4502
Pengemb. Kur. & Pembel. di SD
20092
4
D
4
R
PDGK4503
Materi & Pembelajaran IPA SD
20092
3
C
6
R
PDGK4504
Materi & Pembel. B. Indonesia SD
20092
3
B
9
R
PDGK4505
Pembaharuan dalam Pembel. di SD
20092
3
D
3
R
PEBI4223
Pendidikan Lingkungan Hidup
20101
3
0
S
PEMA4210
Statistika Pendidikan
20082
3
D
3
PKNI4317
Hak Asasi Manusia (HAM)
20082
2
C
4

Jumlah Kredit yang diambil
73
Pondok Cabe, 24-03-2011
Jumlah Mutu yang diperoleh
120

Index Prestrasi Semester
1.64
Rektor


Universitas Terbuka
Keterangan
B = Mata kuliah bentrok / tidak teregistrasi
S = Kurang uang SPP
P = Nilai Praktikum Belum Ada atau NIM pada nilai Praktikum salah
A = Kasus Administrasi Ujian
L = Pelanggaran Tata Tertib Ujian
R = Tidak Registrasi Ulang