Minggu, 27 Maret 2011

PROPOSAL PENELITIAN BAB III

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2005).
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional atau potong lintang adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2005).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri pada tanggal Maret 2011


C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan olehpeneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB suntik sebanyak 110 akseptor di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2005). Tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu tehnik pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu. Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Pada penelitian ini jumlah sampel (110 x 20%) = 22 responden
Dalam penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
a. Kriteria inklusi
1) Ibu yang menjadi akseptor KB Suntik
2) Ibu yang bersedia menjadi responden.


b. Kriteria eksklusi
1) Ibu yang mengalami gangguan psikologis.
2) Ibu yang tidak punya kartu KB

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner tertutup adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2006).
Penelitian ini menggunakan 30 pernyataan dengan pilihan jawaban “benar” dan “salah” untuk jawaban “benar” diberi skor 1 dan untuk jawaban salah dengan skor 0.
Tabel. 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan tentang KB Suntik
Variabel Sub Variabel Pertanyaan Jumlah Soal
Favourable Unfavourable
Pengertian 1 1
Tingkat pengetahuan
Ibu tentang KB suntik Jenis 2 1
Kontra Indikasi 4, 9,10,16 29, 30 3,25 8
Indikasi 15, 18, 19, 20 8,23 6
Efek samping 5,13,14 3
Keuntungan dan Kerugian 6,7,17,24,2627 22,28 8
Waktu pemberian 12,21 11 3
Jumlah 30


E. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu-ibu di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri

F. Tahapan Penelitian
1. Persiapan
Penelitian ini dimulai dari tahap persiapan yang mana tahap ini peneliti mengumpulkan bahan pustaka dan studi pendahuluan dimana peneliti melakukan survey ke lahan dan dilanjutkan dengan penyusunan proposal penelitian. Tahap ini dimulai dari bulan Februari – Maret 2011.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari mengurus surat ijin penelitian pada awal bulan Februari 2011. Setelah ijin penelitian diperoleh dari BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri dan pendidikan dan yang dipilih sebagai lokasi penelitian dan waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2011.
3. Tahap akhir
Tahap akhir dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 30 akseptor KB Suntik di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri yang telah memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengambilan data dari BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri, secara langsung dengan membagikan kuesioner yang diisi oleh ibu untuk mengetahui ibu seberapa jauh tingkat pengetahuan ibu pengetahuan ibu tentang KB Suntik. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden dikategorikan menjadi baik ,cukup baik , kurang baik dan tidak baik. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam table.

G. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu tentang KB suntik meliputi :
1. Tentang macam-macam kontrasepsi KB suntik
2. Indikasi dan kontra indikasi KB suntik
3. Cara dan waktu KB suntik
4. Manfaat KB suntik
5. Keuntungan, kerugian dan efek samping KB suntik
H. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2005).
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Nama Variabel Pengertian Indikator Alat Ukur Skala
Pengetahuan ibu tentang KB Suntik Kemampuan ibu menjawab kuesioner tentang KB suntik
dengan benar
1. 76 -100 % : Baik
2. 56-75 % : Cukup baik
3. 40-55 % : Kurang baik
4. < 40 % : Tidak baik (Arikunto, 2006) Kuesioner Ordinal I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Rumus product moment adalah:




Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Uji coba validitas di diujikan terhadap 25 orang. Setelah dilakukan penghitungan dengan menggunakan program SSPS for windows fersi 12.0. didapatkan nilai r hitung > r table, sehingga 30 pernyataan dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:


Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2 = Varians total
Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60) (Ghozali, 2005). Dari uji coba reliabilitas untuk 30 soal didapatkan nilai 0,911 sehingga pernyataan dinyatakan reliabel.

J. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006) adalah:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.


b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.
c. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
2. Analisa Data
Dalam penelitian hanya mendeskirpsikan pengetahuan responden tentang pengetahuan tentang KB Suntik dengan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005).
Adapun rumus untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2009) adalah :
Skor yang diperoleh responden
Skor Prosentase = ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%
Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh

Pengetahuan Akseptor KB Suntik
Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu maka digunakan perhitungan sebagai berikut :
a. 76 -100 % Jawaban benar : Baik
b. 56-75 % Jawaban benar : Cukup baik
c. 40-55 % Jawaban benar : Kurang baik
d. < 40 % Jawaban benar : Tidak baik
K. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian , mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia maka segi etika penelitian harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1. Inform Consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian mengetahui dampaknya . Jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonimity (tanpa nama )
Merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan / mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitiam yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Merupakan etika dalam pemberian jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi masalah-masalah lainnya. Semua informasi tyang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

L. Jadwal Penelitian
Terlampir

PROPOSAL PENELITIAN BAB II

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Teori Medis
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manuasia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan manusia adalah hasil dari berkontaknya dua macam besaran, yaitu benda atau yang diperiksa, diselidiki, dan akhirnya diketahui (obyek), manusia yang melakukan berbagai pemeriksaan, penyelidikan,dan akhirnya mengetahui (mengenal) benda atau hal tadi. Pengetahuan dapat dirumuskan sebagai partisipasi oleh suatu realita dalam suatu realita yang lain, tetapi tanpa terjadinya modifikasi-modifikasi dalam kualitas yang lain itu, sebaliknya subyek yang mengetahui dipengaruhi (Jalal, 2010).
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2005) ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba-coba.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.


4) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research methodology).
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:
1) Pendidikan
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.
2) Informasi
Seorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih banyak pula.
3) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap, kebiasaan dan kepercayaan.
4) Pengalaman
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.
5) Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup tergantung dengan hasil pendapatan.
d. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif
Menurut Notoadmojo (2007), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berintraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut :
1) Tahu (Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).
2) Memahami (Comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.
e. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1) Pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay.
Pertanyaan essay disebut pertanyaan subyektif karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai, sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang lainnya
2) Pertanyaan obyektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choise), bentul salah, dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan pilihan ganda, betul salah, menjodohkan disebut pertanyaan obyektif karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilai.
Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih cepat (Arikunto, 2006).
2. Kontrasepsi
a) Pengertian
(1) Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen dan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Saifuddin, 2003).
(2) Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga agar keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak (Harnawati, 2008).
(3) Akseptor KB adalah orang yang menerima serta mengikuti atau melaksanakan program keluarga berencana (Alwi, 2005).
b. Tujuan Pelayanan Konstrasepsi
Tujuan utamanya adalah membantu keluarga termasuk individu sehingga mereka mengerti hak dan kewajiban dalam kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan keluarga berkualitas (BKBPP, 2009)
Guna mencapai tujuan keluarga berkualitas tersebut, maka ditempuh kebijaksanaan dengan mengkategorikan 3 (tiga) fase untuk mencapai sasaran menurut Hartanto (2003), yaitu :
1) Menunda atau mencegah kehamilan
2) Menjarangkan atau mengatur kehamilan. Periode usia istri antara 20-30/35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan.
3) Menghentikan atau mengakhiri kesuburan
Periode usia istri di atas 30 tahun terutama di atas 35 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak.
c. Macam-macam kontrasepsi
Menurut Hartanto (2003), macam kontrasepsi meliputi :
1) Kontrasepsi Metode Sederhana
a) Tanpa Alat
(1) KB alamiah terdiri dari pantang berkala, metode kalender, metode suhu basal, metode lendir cerviks.
(2) Coitus Interuptus (senggama terputus)
Adalah suatu metode kontrasepsi di mana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intra-vaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksterna wanita.
b) Dengan Alat
(1) Mekanis ( barier ), terdiri dari kondom pria, barier intra vaginal (diafragma, kap servik, spons, kondom ).
(2) Kimiawi yang berupa spermisid (vaginal cream, vagina foam, vagina jelly, vagina tablet dan vagina suble film).
2) Metode Modern
a) Kontrasepsi hormonal
(1) Per oral : Pil oral kombinasi (POK), Mini Pil, Morning after pill.
(2) Injeksi / Suntikan : DMPA, NET-EN, Microsphere, Microcapsules.
(3) Sub kutis : Implant (alat kontrasepsi bawah kulit : AKBK)
(a) Implant non biodegradable (Norplant, Norplant 2, ST 1435, implanon).
(b) Implant biodegradable : capronor, pellets
b) IUD (Intra Uteri Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) : Copper T, Medusa, Seven Copper T
c) Kontrasepsi Metode Mantap
(1) Pada Wanita
Penyinaran, Operatif (Medis Operatif Wanita, penyumbatan tuba fallopi secara mekanis).
(2) Pada pria
Operatif medis pria (Vasektomi, penyumbatan vas deferens secara mekanis, penyumbatan vas deferens secara kimiawi.
3. KB Suntik
a. Pengertian
Metode suntikan KB telah menjadi bagian dari metode keluarga berencana nasional dengan bertambah tingginya minat pemakaian suntikan KB adalah karena aman, sederhana, efektif tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pasca persalinan (Manuaba, 2008)
b. Macam-macam Kontrasepsi Suntik
1) DMPA ( Depo Medroxy Progesteron Asetat)
Golongan progestin contohnya : Depoprovera dan Progestin berisi 150 mg dalam kemasan 3ml, disuntikan tiap 3 bulan. (Manuaba, 2007). Golongan progestin dengan campuran estrogen propinat, contohnya: Cyclofem, berisi hormon sintetik ( DMPA) 25 mg dan estrogen propinat 5 mg diberikan melalui injeksi setiap 4 minggu. (Sifuddin, 2003)
2) NET-EN (Norethindrone enanthate) : Noristerat
Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (= 3 x suntikan pertama) kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu. Sediaan ini sudah tidak tersedia lagi.
c. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik
Menurut Manuaba (2008), cara kerja kontrasepsi suntik, yaitu :
1) Menghalangi pengeluaran Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan Luitenzing Hormon (LH) sehingga tidak terjadi pelepasan ovum (ovulasi).
2) Mengentalkan lendir servik sehingga sulit ditembus spermatozoa.
3) Menyebabkan perubahan peristaltik tuba falopii sehingga konsepsi terhambat.
4) Mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi.
d. Waktu Pemberian dan Dosis
Depo provera sangat cocok untuk program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi, dan terjadinya amenore setelah suntikan-suntikan Depo provera tidak menggaanggu ibu-ibu yang menyusui anaknya dalam masa post partum, karena dalam masa ini terjadi amenore laktasi. Untuk program postpartum, Depo Provera disuntikan sebaiknya sesudah air susu ibu terbentuk, yaitu kira-kira hari ke 3 s/d hari ke-5. Depo provera disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan dan suntikan harus intramuskulus dalam. (Saifuddin, 2003)
e. Efektifitas Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara benar (Saifuddin, 2003)
f. Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik
1) Gangguan siklus haid :
a) Tidak mengalami haid (amenorea).
b) Perubahan berupa tetesan bercak-bercak (spoting).
c) Pendarahan diluar siklus haid ( metroragia ).
d) Pendarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya (menoragia). Hal ini terjadi karena adanya ketidak seimbangan hormone sehingga endometrium mengalami perubahan histology. Keadaan amenorea di sebabkan atropi endometrium. (Hartanto, 2003)
2) Depresi
Diperkirakan dengan adanya ketidak seimbangan hormone progesterone terutama yang berisi 19 Norsteriod menyebabklan kurangnya vitamin B6 (pyridoxine) didalam tubuh dan adanya retensi garam menimbulkan keluhan perasaan lesu (Lethargi) tidak bersemangat dalam kerja / kehidupan (Depkes RI, 2006)
3) Keputihan ( Leukorhea )
Keluarnya cairan berwarna putih dari dalam vagina atau adanya cairan putih dimulut vagina (vaginal discharge). Adanya efek progesterone merubah flora dan PH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh didalam vagiana dan menimbulkan keputihan (Depkes RI, 2006).
4) Jerawat
Timbulnya jerawat pada wajah atau punggung dikarenakan pengaruh progestin, terutama 19 – Norprogestin yang menyebabkan peningkatan kadar lemak (Depkes RI, 2006)
5) Rambut Rontok
Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau bisa sampai sesudah menghentikan suntikan penyebabnya progesterone terutama 19 – Norprogestin. Mempengaruhi folikel rambut, sehingga timbul kerontokan rambut (Depkes RI, 2006)
6) Perubahan Berat Badan (Penelitian Cyclofem dan Depoprovera)
Kenaikan berat badan rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3 – 2,9 kg. Disamping itu dapat juga terjadi penurunan berat badan antara 1,6 – 1,9 kg setiap tahun. Penyebabnya belum jelas peningkatan berat badan kemungkinan disebabkan karena hormone progesterone mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit bertambah, selain itu, hormone progesterone juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktifitas fisik, akibatnya pemberian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.
7) Pusing / Sakit Kepala / Migrain
Sakit kepala hebat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat belum ada kesepakatan dikalangan para ahli mengenai penyebabnya. Hal ini dikaitkan dengan reaksi tubuh terhadap progesterone
(Depkes RI, 2006)
8) Mual dan Muntah
Rasa mual sampai muntah seperti hamil muda terjadi pada bulan-bulan pertama pemakaian suntikan. Ini terjadi kemungkinan karena reaksi tubuh terhadap hormone progesterone yang mempengaruhi produksi asam lambung ( Depkes RI, 2006)
9) Perubahn Libido/Dorongan Seksual
10) Penurunan libido terjadi karena efek progesterone terutama yang berisi 19 Norprogestin menyebabkan vagina kering. Namun demikian faktor psikis juga berpengaruh dalam hal ini (Notodiharjo, 2002)
g. Keuntungan Kontrasepsi Suntik
Menurut Depkes (2006), keuntungan kontrasepsi suntik, yaitu:
1) Sangat efektif (99,6%).
2) Resiko kesehatan kecil.
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4) Pemeriksaan dalam tidak dibutuhkan pada pemakaian awal.
5) Dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedik.
6) Peserta tidak perlu menyimpan obat suntik.
7) Tidak ada ketergantungan peserta kecuali suntik setiap 1 atau 3 bulan.
8) Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntik cyclofem.
9) Reaksi suntikan sangat cepat (< 24 jam).
10) Dapat digunakan oleh wanita tua ( diatas 35 tahun ) kecuali cyclofem.
11) Tidak perlu diingat kecuali kembali untuk suntikan berikut.
12) Mencegah kehamilan ektopik.
13) Jangka panjang.
14) Sangat efektif walaupun peserta terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang ditentukan.
15) Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia untuk mengikuti sterilisasi (Tubektomi).
h. Kerugian Kontrasepsi Suntik
Menurut Manuaba (2008), kerugian kontrasepsi suntik
1) Perdarahan yang tidak menentu.
2) Terjadi amenore ( tidak datang bulan) berkepanjangan.
3) Masih memungkinkan hamil.


B. Kerangka Teori
















Gambar 2.1
Kerangka Teori
Sumber: Notoatmodjo (2007), Hartanto (2003)





C. Kerangka Konsep










Keterangan :
: yang diteliti
: yang tidak diteliti

Gambar 2.2
Kerangka Konsep

PROPOSAL PENELITIAN BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Visi dan misi program KB tahun 2010 telah direvitalisasi dalam rangka untuk lebih mendukung pencapaian hasil yang optimal. Visi program KB sekarang ini adalah “Keluarga Berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan misi program KB adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian dan ketahanan keluarga, meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, meningkatkan promosi, perlindungan dan upaya mewujudkan hak-hak reproduksi, meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan jender melalui program Keluarga Berencana, dan mempersiapkan Sumber Daya Manusia berkualitas sejak pembuahan daam kandungan sampai dengan lanjut usia” (Saifuddin, 2003).
Data yang diperoleh dari pelaksanaan KB Nasional di Indonesia dari Bulan Januari sampai Desember 2006 total pencapaian peserta KB baru sebanyak 709.250 akseptor atau 104.00% dari PPM (Perkiraan Masyarakat) 681.994 orang. Perserta KB aktif untuk pemakaian kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 498,366 orang, dan MOP (Metode Operatif Wanita) sebanyak 68,473 orang, pil 862.307 (Dinkes Jateng, 2005).
Salah satu program Keluarga Berencana adalah KB suntik. KB suntik adalah suatu metode untuk mencegah kehamilan dengan cara menyuntikkan hormonal ke dalam tubuh. Kandungan hormone progesterone dalam bentuk sintetis DMPA pada progestin menyebabkan perubahan karbohidrat dan gula lebih mudah menjadi lemak, sehimgga lemak dibawah kulit bertambah, akibatnya pemberian kontrasepsi suntik dapat menyebabkan berat badan bertambah (Winkjosastro, 2002).
Efek samping utama KB Suntik adalah gangguan pola haid. Sedangkan efek samping lain kecil sekali antara lain berat badan naik, antara 1-5 kg (DMPA). Kontinuitas kontrasepsi suntikan cukup tinggi , 50-75% setelah 1 tahun. Faktor dapat mempengaruhi dalam memilih metode kontrasepsi seperti dari faktor pasangan, faktor kesehatan dan faktor metode kontrasepsi (Hartanto, 2003). Maka dari itu Klien harus memperoleh informasi yang cukup sehingga dapat memilih sendiri metode kontrasepsi yang sesuai untuk mereka.
Data yang diperoleh di BPS Ny. Sukanti keluarahan Selogiri Wonogiri bulan Januari – Desember 2010 jumlah akseptor keluarga berencana yaitu 150 orang, yang menggunakan alat kontrasepsi suntik 110 orang (35,71%), IUD 18 orang (5,84%), implant 12 orang (3,89%) dan kondom 10 orang (3,24%). Akseptor kontrasepsi suntik yang tidak mengalami efek samping 60 akseptor (54,54%), yang mengalami efek samping kenaikan berat badan 31 akseptor (28,18%) dan spooting 19 akseptor (17,27%).
Berdasarkan data tersebut diperlukan penyuluhan yang memberikan pengetahuan khususnya tentang efek samping dari KB Suntik, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan akseptor dan mudah menerima informasi. Dari uraian tersebut di atas penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang KB Suntik di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu Akseptor KB tentang KB Suntik di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu akseptor KB tentang KB Suntik di BPS Sukanti Kelurahan Selogiri Wonogiri
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan asekptor KB tentang macam-macam kontrasepsi KB suntik
b. Untuk mengetahui pengetahuan asekptor KB tentang indikasi dan kontra indikasi KB suntik
c. Untuk mengetahui pengetahuan asekptor KB tentang cara dan waktu KB suntik
d. Untuk mengetahui pengetahuan asekptor KB tentang manfaat KB suntik
e. Untuk mengetahui pengetahuan asekptor KB tentang keuntungan, kerugian dan efek samping KB suntik



D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Sebagai pertimbangan masukan untuk menambah wawasan tentang pengetahuan akseptor KB tentang KB Suntik.
2. Bagi Profesi
Sebagai bahan pertimbangan bagi profesi bidan dalam memberikan pelayanan Keluarga Berencana khususnya KB Suntik.
3. Bagi Institusi
1) Kelurahan
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan kelurahan khususnya keluarga berencana.


2) Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan kebidanan khususnya keluarga berencana.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini pernah dilakukan yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan.
1. Ayi Setiwati (2006), (Akbid Kusuma Husada) dengan judul ”Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Keluarga Berencana dengan Penggunaan Jenis Kontrasepsi Suntik di Poliklinik Gemini Klaten”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional, hasil dari penelitian ini pengetahuan ibu tentang KB dengan penggunaan jenis kontrasepsi menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai hitung = 3,173 dan nilai tabel = 5,991 karena hitung > tabel (57,161 > 9,488) maka Ho ditolak. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan metode kontrasepsi.
2. Destiana Dewi Kusumawati (2008), (Akbid Kusuma Husada) dengan judul “Faktor-faktor Pendorong Ibu Memilih Alat Kontrasepsi IUD di Desa Duyungan Sidoharjo Sragen” Jenis penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif, dari 4 faktor yang diteliti ada 3 faktor yang mendorong ibu memilih kontrasepsi IUD yaitu Pengetahuan responden, Penyakit yang diderita ibu, paritas respoden. Dan pendidikan respoden bukan faktor yang mendorong ibu memilih kontrasepsi IUD di Desa Duyungan, sidoharjo, Sragen. Dari 52 responden akseptor IUD, sebanyak 28 responden (53,85%) mempunyai pengetahuan baik, dan hanya 2 responden (3,85%) yang mempunyai pengetahuan kurang baik.
3. Nita Deskawati (2009), (Akbid Kusuma Husada) dengan judul Pengetahuan Akseptor Tentang Kb Suntik 3 Bulanan Di Kelurahan Kuniran, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional, hasil penelitian pengetahuan akseptor tentang KB Suntik 3 Bulanan di Kelurahan Kuniran, Kecamatan sine, Kabupaten Ngawi dengan kategori cukup baik (46,7%).

F. Sistematika Penelitian
Penulisan Proposal ini dibagi atas 3 (tiga) bab, yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti yaitu pengetahuan, KB Suntik, kerangka teori, kerangka konsep, dan hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sample, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, tahapan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data dan analisa data, etika penelitian dan jadwal penelitian .
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Kamis, 24 Maret 2011

NILAI SUMARYATI

DEPARTEMENT PENDIDIKAN NASIONAL 
UNIVERSITAS TERBUKA

DAFTAR NILAI UJIAN
Masa Ujian
: semua
Kepada Yth.
UPBJJ
: 87 / JAYAPURA
SUMARYATI
Program Studi
: 89
815717711

: PGSD - S1
MANOKWARI
Tgl Lahir
: 05031976
KAB.MANOKWARI
Reg Pertama
: 20081
98300

MATA KULIAH
Masa Ujian
SKS
Grade
Mutu
Keterangan
IDIK4007
Metode Penelitian
20081
2
D
2
IDIK4008
Penelitian Tindakan Kelas
20081
2
D
2
IDIK4010
Komputer dan Media Pembelajaran
20092
3
B
9
R
IDIK4012
Manajemen Berbasis Sekolah
20101
2
0
S
MKDK4001
Pengantar Pendidikan
20081
3
B
9
MKDK4002
Perkembangan Peserta Didik
20082
2
C
4
MKDK4004
Teori Belajar & Pembelajaran
20091
2
C
4
MKDK4005
Profesi Keguruan
20082
2
C
4
PDGK4304
Bahasa Inggris untuk Guru SD
20081
3
C
6
PDGK4305
Keterampilan Menulis
20081
2
D
2
PDGK4306
Pembel. Berwawasan Kemasyarakatan
20082
3
B
9
PDGK4401
Materi & Pembelajaran PKn SD
20082
3
C
6
PDGK4402
Penulisan Karya Ilmiah
20091
2
B
6
PDGK4403
Pendidikan Anak di SD
20091
4
D
4
PDGK4404
Pengantar Pendidikan Luar Biasa
20091
3
C
6
PDGK4405
Materi dan Pembelajaran IPS SD
20091
3
C
6
PDGK4406
Pembelajaran Matematika SD
20091
3
A
12
PDGK4500
Tugas Akhir Program
20101
4
0
S
PDGK4501
Pemantapan Kemampuan Profesional
20101
4
0
PDGK4502
Pengemb. Kur. & Pembel. di SD
20092
4
D
4
R
PDGK4503
Materi & Pembelajaran IPA SD
20092
3
C
6
R
PDGK4504
Materi & Pembel. B. Indonesia SD
20092
3
B
9
R
PDGK4505
Pembaharuan dalam Pembel. di SD
20092
3
D
3
R
PEBI4223
Pendidikan Lingkungan Hidup
20101
3
0
S
PEMA4210
Statistika Pendidikan
20082
3
D
3
PKNI4317
Hak Asasi Manusia (HAM)
20082
2
C
4

Jumlah Kredit yang diambil
73
Pondok Cabe, 24-03-2011
Jumlah Mutu yang diperoleh
120

Index Prestrasi Semester
1.64
Rektor


Universitas Terbuka
Keterangan
B = Mata kuliah bentrok / tidak teregistrasi
S = Kurang uang SPP
P = Nilai Praktikum Belum Ada atau NIM pada nilai Praktikum salah
A = Kasus Administrasi Ujian
L = Pelanggaran Tata Tertib Ujian
R = Tidak Registrasi Ulang