Minggu, 27 Maret 2011

PROPOSAL PENELITIAN BAB II

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Teori Medis
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manuasia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan manusia adalah hasil dari berkontaknya dua macam besaran, yaitu benda atau yang diperiksa, diselidiki, dan akhirnya diketahui (obyek), manusia yang melakukan berbagai pemeriksaan, penyelidikan,dan akhirnya mengetahui (mengenal) benda atau hal tadi. Pengetahuan dapat dirumuskan sebagai partisipasi oleh suatu realita dalam suatu realita yang lain, tetapi tanpa terjadinya modifikasi-modifikasi dalam kualitas yang lain itu, sebaliknya subyek yang mengetahui dipengaruhi (Jalal, 2010).
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2005) ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba-coba.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.


4) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research methodology).
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:
1) Pendidikan
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.
2) Informasi
Seorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih banyak pula.
3) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap, kebiasaan dan kepercayaan.
4) Pengalaman
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.
5) Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup tergantung dengan hasil pendapatan.
d. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif
Menurut Notoadmojo (2007), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berintraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut :
1) Tahu (Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).
2) Memahami (Comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.
e. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1) Pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay.
Pertanyaan essay disebut pertanyaan subyektif karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai, sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang lainnya
2) Pertanyaan obyektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choise), bentul salah, dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan pilihan ganda, betul salah, menjodohkan disebut pertanyaan obyektif karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilai.
Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih cepat (Arikunto, 2006).
2. Kontrasepsi
a) Pengertian
(1) Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen dan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Saifuddin, 2003).
(2) Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga agar keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak (Harnawati, 2008).
(3) Akseptor KB adalah orang yang menerima serta mengikuti atau melaksanakan program keluarga berencana (Alwi, 2005).
b. Tujuan Pelayanan Konstrasepsi
Tujuan utamanya adalah membantu keluarga termasuk individu sehingga mereka mengerti hak dan kewajiban dalam kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan keluarga berkualitas (BKBPP, 2009)
Guna mencapai tujuan keluarga berkualitas tersebut, maka ditempuh kebijaksanaan dengan mengkategorikan 3 (tiga) fase untuk mencapai sasaran menurut Hartanto (2003), yaitu :
1) Menunda atau mencegah kehamilan
2) Menjarangkan atau mengatur kehamilan. Periode usia istri antara 20-30/35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan.
3) Menghentikan atau mengakhiri kesuburan
Periode usia istri di atas 30 tahun terutama di atas 35 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak.
c. Macam-macam kontrasepsi
Menurut Hartanto (2003), macam kontrasepsi meliputi :
1) Kontrasepsi Metode Sederhana
a) Tanpa Alat
(1) KB alamiah terdiri dari pantang berkala, metode kalender, metode suhu basal, metode lendir cerviks.
(2) Coitus Interuptus (senggama terputus)
Adalah suatu metode kontrasepsi di mana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intra-vaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksterna wanita.
b) Dengan Alat
(1) Mekanis ( barier ), terdiri dari kondom pria, barier intra vaginal (diafragma, kap servik, spons, kondom ).
(2) Kimiawi yang berupa spermisid (vaginal cream, vagina foam, vagina jelly, vagina tablet dan vagina suble film).
2) Metode Modern
a) Kontrasepsi hormonal
(1) Per oral : Pil oral kombinasi (POK), Mini Pil, Morning after pill.
(2) Injeksi / Suntikan : DMPA, NET-EN, Microsphere, Microcapsules.
(3) Sub kutis : Implant (alat kontrasepsi bawah kulit : AKBK)
(a) Implant non biodegradable (Norplant, Norplant 2, ST 1435, implanon).
(b) Implant biodegradable : capronor, pellets
b) IUD (Intra Uteri Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) : Copper T, Medusa, Seven Copper T
c) Kontrasepsi Metode Mantap
(1) Pada Wanita
Penyinaran, Operatif (Medis Operatif Wanita, penyumbatan tuba fallopi secara mekanis).
(2) Pada pria
Operatif medis pria (Vasektomi, penyumbatan vas deferens secara mekanis, penyumbatan vas deferens secara kimiawi.
3. KB Suntik
a. Pengertian
Metode suntikan KB telah menjadi bagian dari metode keluarga berencana nasional dengan bertambah tingginya minat pemakaian suntikan KB adalah karena aman, sederhana, efektif tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pasca persalinan (Manuaba, 2008)
b. Macam-macam Kontrasepsi Suntik
1) DMPA ( Depo Medroxy Progesteron Asetat)
Golongan progestin contohnya : Depoprovera dan Progestin berisi 150 mg dalam kemasan 3ml, disuntikan tiap 3 bulan. (Manuaba, 2007). Golongan progestin dengan campuran estrogen propinat, contohnya: Cyclofem, berisi hormon sintetik ( DMPA) 25 mg dan estrogen propinat 5 mg diberikan melalui injeksi setiap 4 minggu. (Sifuddin, 2003)
2) NET-EN (Norethindrone enanthate) : Noristerat
Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (= 3 x suntikan pertama) kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu. Sediaan ini sudah tidak tersedia lagi.
c. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik
Menurut Manuaba (2008), cara kerja kontrasepsi suntik, yaitu :
1) Menghalangi pengeluaran Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan Luitenzing Hormon (LH) sehingga tidak terjadi pelepasan ovum (ovulasi).
2) Mengentalkan lendir servik sehingga sulit ditembus spermatozoa.
3) Menyebabkan perubahan peristaltik tuba falopii sehingga konsepsi terhambat.
4) Mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi.
d. Waktu Pemberian dan Dosis
Depo provera sangat cocok untuk program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi, dan terjadinya amenore setelah suntikan-suntikan Depo provera tidak menggaanggu ibu-ibu yang menyusui anaknya dalam masa post partum, karena dalam masa ini terjadi amenore laktasi. Untuk program postpartum, Depo Provera disuntikan sebaiknya sesudah air susu ibu terbentuk, yaitu kira-kira hari ke 3 s/d hari ke-5. Depo provera disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan dan suntikan harus intramuskulus dalam. (Saifuddin, 2003)
e. Efektifitas Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara benar (Saifuddin, 2003)
f. Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik
1) Gangguan siklus haid :
a) Tidak mengalami haid (amenorea).
b) Perubahan berupa tetesan bercak-bercak (spoting).
c) Pendarahan diluar siklus haid ( metroragia ).
d) Pendarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya (menoragia). Hal ini terjadi karena adanya ketidak seimbangan hormone sehingga endometrium mengalami perubahan histology. Keadaan amenorea di sebabkan atropi endometrium. (Hartanto, 2003)
2) Depresi
Diperkirakan dengan adanya ketidak seimbangan hormone progesterone terutama yang berisi 19 Norsteriod menyebabklan kurangnya vitamin B6 (pyridoxine) didalam tubuh dan adanya retensi garam menimbulkan keluhan perasaan lesu (Lethargi) tidak bersemangat dalam kerja / kehidupan (Depkes RI, 2006)
3) Keputihan ( Leukorhea )
Keluarnya cairan berwarna putih dari dalam vagina atau adanya cairan putih dimulut vagina (vaginal discharge). Adanya efek progesterone merubah flora dan PH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh didalam vagiana dan menimbulkan keputihan (Depkes RI, 2006).
4) Jerawat
Timbulnya jerawat pada wajah atau punggung dikarenakan pengaruh progestin, terutama 19 – Norprogestin yang menyebabkan peningkatan kadar lemak (Depkes RI, 2006)
5) Rambut Rontok
Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau bisa sampai sesudah menghentikan suntikan penyebabnya progesterone terutama 19 – Norprogestin. Mempengaruhi folikel rambut, sehingga timbul kerontokan rambut (Depkes RI, 2006)
6) Perubahan Berat Badan (Penelitian Cyclofem dan Depoprovera)
Kenaikan berat badan rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3 – 2,9 kg. Disamping itu dapat juga terjadi penurunan berat badan antara 1,6 – 1,9 kg setiap tahun. Penyebabnya belum jelas peningkatan berat badan kemungkinan disebabkan karena hormone progesterone mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit bertambah, selain itu, hormone progesterone juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktifitas fisik, akibatnya pemberian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.
7) Pusing / Sakit Kepala / Migrain
Sakit kepala hebat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat belum ada kesepakatan dikalangan para ahli mengenai penyebabnya. Hal ini dikaitkan dengan reaksi tubuh terhadap progesterone
(Depkes RI, 2006)
8) Mual dan Muntah
Rasa mual sampai muntah seperti hamil muda terjadi pada bulan-bulan pertama pemakaian suntikan. Ini terjadi kemungkinan karena reaksi tubuh terhadap hormone progesterone yang mempengaruhi produksi asam lambung ( Depkes RI, 2006)
9) Perubahn Libido/Dorongan Seksual
10) Penurunan libido terjadi karena efek progesterone terutama yang berisi 19 Norprogestin menyebabkan vagina kering. Namun demikian faktor psikis juga berpengaruh dalam hal ini (Notodiharjo, 2002)
g. Keuntungan Kontrasepsi Suntik
Menurut Depkes (2006), keuntungan kontrasepsi suntik, yaitu:
1) Sangat efektif (99,6%).
2) Resiko kesehatan kecil.
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4) Pemeriksaan dalam tidak dibutuhkan pada pemakaian awal.
5) Dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedik.
6) Peserta tidak perlu menyimpan obat suntik.
7) Tidak ada ketergantungan peserta kecuali suntik setiap 1 atau 3 bulan.
8) Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntik cyclofem.
9) Reaksi suntikan sangat cepat (< 24 jam).
10) Dapat digunakan oleh wanita tua ( diatas 35 tahun ) kecuali cyclofem.
11) Tidak perlu diingat kecuali kembali untuk suntikan berikut.
12) Mencegah kehamilan ektopik.
13) Jangka panjang.
14) Sangat efektif walaupun peserta terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang ditentukan.
15) Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia untuk mengikuti sterilisasi (Tubektomi).
h. Kerugian Kontrasepsi Suntik
Menurut Manuaba (2008), kerugian kontrasepsi suntik
1) Perdarahan yang tidak menentu.
2) Terjadi amenore ( tidak datang bulan) berkepanjangan.
3) Masih memungkinkan hamil.


B. Kerangka Teori
















Gambar 2.1
Kerangka Teori
Sumber: Notoatmodjo (2007), Hartanto (2003)





C. Kerangka Konsep










Keterangan :
: yang diteliti
: yang tidak diteliti

Gambar 2.2
Kerangka Konsep

2 komentar: